Masjid Jami Pontianak, atau lebih dikenal sebagai Masjid Sultan Syarif Abdurrahman, merupakan salah satu landmark religius paling ikonik di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Bangunan ini tidak hanya fungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga menyimpan cerita tentang awal perkembangan kota tersebut pada tahun 1771. Didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie, masjid ini telah menjadi elemen sentral bagi identitas budaya dan spiritual warga lokal.
Latar Belakang Pembangunan
Dibangun pada tahun 1778, Masjid Jami Pontianak memiliki latar belakang yang sangat signifikan. Ketika Syarif Abdurrahman pertama kali tiba di daerah itu untuk membuka tanah baru, dia mulai merancang sebuah struktur yang akan menjadi cikal bakal kota modern Pontianak. Meskipun awalnya hanya berbentuk rumah sederhana dengan atap rambia dan konstruksi dasar dari kayu, bangunan ini telah berkembang secara dinamis selama dekade-dekade berikutnya.
Desain Arsitektur Khas
Desain arsitektur Masjid Jami Pontianak mencerminkan integrasi antara tradisi lokal dan gaya klasik. Konsep pembangunannya dilakukan dengan menggunakan material kayu belian yang solid, ditopang oleh enam tiang utama yang kokoh. Renovasi lanjutan termasuk pergantian atap rambia menjadi sirap kayu belian, memberikan kesan elegan dan permanen. Selain itu, bentuk mihrab (mimbarnya) mirip dengan geladak kapal tua, sedangkan dekorasi kaligrafi halus yang menghias interior menambahkan nuansa estetika tinggi.
Kapasitas dan Layanan
Dapat menampung hingga 1500 orang jemaah, Masjid Jami Pontianak sering digunakan pada acara-acara besar seperti Hari Raya Idul Fitri dan Sholat Jum’at. Letak strategisnya di pinggiran sungai Kapuas membuat akses menuju lokasi relatif mudah via transportasi air ataupun darat.
Peran Komunitas & Budaya
Tidak hanya fungsional sebagai tempat ibadah, Masjid Jami Pontianak juga berfungsi sebagai pusat pendidikan Islam yang penting. Beberapa ulama terkemuka pernah mengajar di sini, menjadikannya sentral ilmu agama di wilayah tersebut.
Dengan arsitektur unik dan nilai historis yang tak ternilai harganya, Masjid Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak terus berperan signifikan dalam kehidupan spiritual masyarakat setempat. Bangunan warisan budaya ini tidak hanya melestarikan tradisi masa lampau tapi juga memperkuat identitas Muslim Kalimantan Barat secara keseluruhan.